Kota di Dunia yang Terancam Tenggelam
JAKARTA,
INDONESIA
Kota dengan tingkat penurunan tanah
tercepat di dunia, diperkirakan mencapai 9,8 inci tiap tahun. Alasan utamanya,
penduduk kota ini sangat bergantung pada air sumur.
AMSTERDAM,
BELANDA
Ibu Kota Belanda di teluk Laut Utara ini
berisiko tergenang, jika ada kenaikan air laut sekitar 2 kaki (sekitar 0,6
meter) yang diperkirakan terjadi pada 2070. Kota ini memang memiliki mekanisme
antisipasi banjir yang canggih, tetapi meningkatnya frekuensi badai menjadi
ancaman serius warga kota ini.
ALEXANDRIA,
MESIR
Kota pelabuhan terbesar di Mesir, jutaan
warga dan aset yang ada di kota ini rentan dilanda banjir jika permukaan Laut
Mediterania naik 2 kaki (0,6 meter). Kota ini diprediksi tenggelam, jika
peningkatan air laut mencapai 6 kaki (1,8 meter).
NEW
ORLEANS, LOUISIANA, AS
Kota yang terletak di Teluk Meksiko ini,
akan menjadi saksi naiknya muka air laut setinggi 14,5 inci pada 2040. Kenaikan
ini menjadi salah satu yang tertinggi di Bumi, sesuai penelitian yang dilakukan
NASA dan beberapa pusat penelitian lainnya. Berdasarkan hasil penelitian NASA
yang dipublikasikan pada 2016, peta menunjukkan kota ini setiap tahunnya turun
sebanyak 2 inci. Penggunaan air tanah dan pengeringan dipercaya menjadi alasan
utama penurunan muka tanah.
MIAMI,
FLORIDA, AS
Perkembangan kehidupan urban di kota
yang berada 6 kaki (1,8 meter) di atas permukaan laut, Miami menjadi salah satu
kota yang terancam kenaikan permukaan air laut. Kenaikan ini dapat membuat air
minum mereka tercampur dengan air asin, serta membuat kualitas badai semakin
buruk.
Pantai Miami kini telah dipasangi sistem
pompa canggih, dan pemerintah setempat juga meninggikan jalanan untuk
melindunginya dari banjir.
HOUSTON,
TEXAS, AS
Kota ini dibangun di atas empat rawa
yang telah kosong mengalir ke Teluk Meksiko, sehingga memperlemah pijakannya.
Selain itu, ekstraksi air tanah dan minyak yang ekstensif telah menyebabkan
kota ini menurun sekitar 2 inci per tahun.
KOTA
NEW YORK, NEW YORK, AS
Kota metropolitan terbesar di AS ini
terancam banjir akibat meningkatnya permukaan air laut serta badai tropis.
Menurut peneliti Klaus Jacob dari Lamont–Doherty Earth Observatory Universitas
Columbia, kota ini akan mengalami kenaikan permukaan laut hingga 5 kaki (1,5
meter) pada 2100.
TOKYO,
JEPANG
Hingga 1960-an, kota ini terus merosot 4
inci setiap tahunnya. Laju ini berkurang menjai sekitar setengah inci setiap
tahun, setelah sejumlah peraturan mengenai penggunaan air tanah diterapkan.
Tentu saja ini masih menjadi ancaman.
HO
CHI MINH CITY, VIETNAM
Permukaan tanah di kota ini terus
menurun dalam kisaran 0,2-0,4 inci tiap tahun. Berdasarkan hasil penelitian
Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Vietnam serta Universitas
Teknologi Ho Chi Minh City. Kota ini sudah merosot sekitar 1,3 kaki (0,4
meter). Alasan utamanya, "Eksploitasi air anah secara berlebihan, pesatnya
urbanisasi, dan aktivitas transportasi."
DHAKA,
BANGLADESH
Kota ini telah merosot akibat penggunaan
air tanah, menyebabkan potensi banjir meningkat. Hampir 87 persen suplai air warga
berasal dari air tanah, permukaan ait menurun sekitar 8,2 kaki (2,5 meter) per
tahun.
TIANJIN,
CINA
Salah satu kota pelabuhan di timur laut
Cina ini, berisiko tenggelam karena kenaikan muka air laut dan penurunan
tanah. Sebagian daerah di dekat pantai
telah menurun sekitar 9 kaki (2,7 meter) sejak 1950.
SHANGHAI,
CINA
Dalam rentang 100 tahun terakhir, kota
terbesar negeri ini menurun lebih dari 8,2 kaki (2,5 meter) akibat penggunaan
air tanah. Saat ini, dengan berkembangnya upaya untuk membatasi penggunaan air
tanah secara berlebihan, penurunan ini telah berkurang jadi setengah inci
setiap tahun.
BANGKOK,
THAILAND
Banyak infrastruktur seperti bangunan,
jalan raya, serta saluran drainase rusak akibat penurunan tanah. Menurut Dr.
Anond Snidvongs dari Geo-Informatics and Space Technology Development Agency,
"Sebagian besar Bangkok berada di bawah permukaan laut. Setiap tahun, dia
menurun 1-2 sentimeter, dan beberapa daerah bahkan lebih."
VENESIA,
ITALIA
Sejak awal abad ke-20, permukaan air
laut di Venesia naik 9 inci, menjadikan banjir hal yang lumrah. Penggunaan air
tanah menjadi salah satu alasannya. Berdasarkan kajian peneliti Universitas
Padova, Pietro Teatin, kota ini secara alami turun 0.03-0.04 inci pertahun dan
aktivitas manusia membuatnya jadi 0.08-0.39 inci.
MEXICO
CITY, MEKSIKO
Kota ini telah menghadapi ancaman
kekeringan akibat perubahan iklim, sehingga masyarakatnya menggali lebih dalam
untuk mendapatkan air tanah. Tindakan ini justru berpotensi merusak lapisan tanah
dan membuat ketinggiannya menurun. Berdasarkan ahli geologi, penurunan tanah
terjadi sekitar 2,5 inci per tahun.
MANILA,
FILIPINA
Tanah di ibu kota negara ini terus
merosot sekitar 4 inci per tahun akibat penggunaan air tanah secara berlebihan.
Tak hanya itu, populasi kota ini juga terancam dari kenaikan permukaan air laut
sekitar 0.2-0.3 inci per tahun akibat pemanasan global.
Demikian informasi pagi ini, semoga
bermanfaat untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar