Breaking

Search

Rabu, 17 Mei 2017

Kota di Dunia yang Terancam Tenggelam

Kota di Dunia yang Terancam Tenggelam

JAKARTA, INDONESIA

Kota dengan tingkat penurunan tanah tercepat di dunia, diperkirakan mencapai 9,8 inci tiap tahun. Alasan utamanya, penduduk kota ini sangat bergantung pada air sumur.

AMSTERDAM, BELANDA

Ibu Kota Belanda di teluk Laut Utara ini berisiko tergenang, jika ada kenaikan air laut sekitar 2 kaki (sekitar 0,6 meter) yang diperkirakan terjadi pada 2070. Kota ini memang memiliki mekanisme antisipasi banjir yang canggih, tetapi meningkatnya frekuensi badai menjadi ancaman serius warga kota ini.

ALEXANDRIA, MESIR

Kota pelabuhan terbesar di Mesir, jutaan warga dan aset yang ada di kota ini rentan dilanda banjir jika permukaan Laut Mediterania naik 2 kaki (0,6 meter). Kota ini diprediksi tenggelam, jika peningkatan air laut mencapai 6 kaki (1,8 meter).

NEW ORLEANS, LOUISIANA, AS

Kota yang terletak di Teluk Meksiko ini, akan menjadi saksi naiknya muka air laut setinggi 14,5 inci pada 2040. Kenaikan ini menjadi salah satu yang tertinggi di Bumi, sesuai penelitian yang dilakukan NASA dan beberapa pusat penelitian lainnya. Berdasarkan hasil penelitian NASA yang dipublikasikan pada 2016, peta menunjukkan kota ini setiap tahunnya turun sebanyak 2 inci. Penggunaan air tanah dan pengeringan dipercaya menjadi alasan utama penurunan muka tanah.

MIAMI, FLORIDA, AS

Perkembangan kehidupan urban di kota yang berada 6 kaki (1,8 meter) di atas permukaan laut, Miami menjadi salah satu kota yang terancam kenaikan permukaan air laut. Kenaikan ini dapat membuat air minum mereka tercampur dengan air asin, serta membuat kualitas badai semakin buruk.
Pantai Miami kini telah dipasangi sistem pompa canggih, dan pemerintah setempat juga meninggikan jalanan untuk melindunginya dari banjir.

HOUSTON, TEXAS, AS

Kota ini dibangun di atas empat rawa yang telah kosong mengalir ke Teluk Meksiko, sehingga memperlemah pijakannya. Selain itu, ekstraksi air tanah dan minyak yang ekstensif telah menyebabkan kota ini menurun sekitar 2 inci per tahun.

KOTA NEW YORK, NEW YORK, AS

Kota metropolitan terbesar di AS ini terancam banjir akibat meningkatnya permukaan air laut serta badai tropis. Menurut peneliti Klaus Jacob dari Lamont–Doherty Earth Observatory Universitas Columbia, kota ini akan mengalami kenaikan permukaan laut hingga 5 kaki (1,5 meter) pada 2100.

TOKYO, JEPANG

Hingga 1960-an, kota ini terus merosot 4 inci setiap tahunnya. Laju ini berkurang menjai sekitar setengah inci setiap tahun, setelah sejumlah peraturan mengenai penggunaan air tanah diterapkan. Tentu saja ini masih menjadi ancaman.

HO CHI MINH CITY, VIETNAM

Permukaan tanah di kota ini terus menurun dalam kisaran 0,2-0,4 inci tiap tahun. Berdasarkan hasil penelitian Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Vietnam serta Universitas Teknologi Ho Chi Minh City. Kota ini sudah merosot sekitar 1,3 kaki (0,4 meter). Alasan utamanya, "Eksploitasi air anah secara berlebihan, pesatnya urbanisasi, dan aktivitas transportasi."

DHAKA, BANGLADESH

Kota ini telah merosot akibat penggunaan air tanah, menyebabkan potensi banjir meningkat. Hampir 87 persen suplai air warga berasal dari air tanah, permukaan ait menurun sekitar 8,2 kaki (2,5 meter) per tahun.

TIANJIN, CINA

Salah satu kota pelabuhan di timur laut Cina ini, berisiko tenggelam karena kenaikan muka air laut dan penurunan tanah.  Sebagian daerah di dekat pantai telah menurun sekitar 9 kaki (2,7 meter) sejak 1950.

SHANGHAI, CINA

Dalam rentang 100 tahun terakhir, kota terbesar negeri ini menurun lebih dari 8,2 kaki (2,5 meter) akibat penggunaan air tanah. Saat ini, dengan berkembangnya upaya untuk membatasi penggunaan air tanah secara berlebihan, penurunan ini telah berkurang jadi setengah inci setiap tahun.

BANGKOK, THAILAND

Banyak infrastruktur seperti bangunan, jalan raya, serta saluran drainase rusak akibat penurunan tanah. Menurut Dr. Anond Snidvongs dari Geo-Informatics and Space Technology Development Agency, "Sebagian besar Bangkok berada di bawah permukaan laut. Setiap tahun, dia menurun 1-2 sentimeter, dan beberapa daerah bahkan lebih."
  
VENESIA, ITALIA

Sejak awal abad ke-20, permukaan air laut di Venesia naik 9 inci, menjadikan banjir hal yang lumrah. Penggunaan air tanah menjadi salah satu alasannya. Berdasarkan kajian peneliti Universitas Padova, Pietro Teatin, kota ini secara alami turun 0.03-0.04 inci pertahun dan aktivitas manusia membuatnya jadi 0.08-0.39 inci.

MEXICO CITY, MEKSIKO

Kota ini telah menghadapi ancaman kekeringan akibat perubahan iklim, sehingga masyarakatnya menggali lebih dalam untuk mendapatkan air tanah. Tindakan ini justru berpotensi merusak lapisan tanah dan membuat ketinggiannya menurun. Berdasarkan ahli geologi, penurunan tanah terjadi sekitar 2,5 inci per tahun.

MANILA, FILIPINA

Tanah di ibu kota negara ini terus merosot sekitar 4 inci per tahun akibat penggunaan air tanah secara berlebihan. Tak hanya itu, populasi kota ini juga terancam dari kenaikan permukaan air laut sekitar 0.2-0.3 inci per tahun akibat pemanasan global.
  

Demikian informasi pagi ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Tidak ada komentar: