Konsumsi Obat Magh
Jangka Panjang Merugikan
MI - Suatu hari di
Polisaluran Pencernan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, seorang ibu
datang memeriksakan diri ke dokter. Ia berjalan tertatih menggunakan tongkat.
Padahal, usianya baru 50 tahun. Ia mengeluh seluruh tulangnya terasa nyeri. Ibu
itu datang dengan keluhan magh dan minta resep obat. Sudah sepuluh tahun lebih
ia menderita penyakit saluran pencernaan tersebut. Namun, pengobatan yang
bolak-balik dijalani tak membuahkan hasil. Kisah tentang ibu itu diceritakan
dokter konsultan gastroenterologi dan hepatologi Siloam Hospitals Kebon jeruk
(SHKJ), Jakarta, Hardianto Setiawan Ong, dalam diskusi media yang digelar di
rumah sakit tersebut, Selasa (16/5).
"Setelah dilakukan pemeriksaan
lanjutan dengan endoskopi (peneropongan saluran cerna), kondisi lambungnya
baik-baik saja. Rupanya, keluhan magnya lebih disebabkan oleh stres dan pola
makan yang keliru. Sementara itu, keluhan nyeri tulang yang dialaminya timbul
karena osteoporosis yang terjadi akibat konsumsi obat-obatan mag jangka
panjang," papar dokter spesialis penyakit dalam itu. Ia menjelaskan tidak
semua kasus mag dan juga gerd (gastroesophageal reflux disease) memerlukan
obat-obatan dalam penanganannya. Banyak kasus mag dan gerd yang bisa sembuh
'hanya' dengan manajemen stres dan modifikasi gaya hidup termasuk pengaturan
pola makan, tanpa perlu obat-obatan.
Pembatasan
Mengutip panduan dari Food and Drug
Administration (FDA) atau badan pengawas obat dan makanan Amerika, obat mag
yang berfungsi menekan produksi asam lambung tak boleh digunakan dalam jangka
panjang. Maksimal 15 hari dalam satu periode pengobatan. Dalam setahun,
penggunaannya dibatasi maksimal tiga kali (periode pengobatan). "Kecuali
untuk kasus mag atau gerd yang berdasarkan pemeriksaan endoskopi terbukti ada
luka di lambungnya," kata tim dokter Digestive Clinic SHKJ itu. Pembatasan
itu terkait dengan efek samping penggunaan obat mag jangka panjang yang memang
berbahaya, antara lain menyebabkan osteoporosis dan anemia sebab obat-obatan
itu menekan produksi asam lambung. Padahal, asam lambung diperlukan untuk
penyerapan mineral termasuk kalsium dan zat besi.
Selain itu, penggunaan obat mag jangka
panjang juga berisiko memicu pertumbuhan bakteri merugikan di lambung.
"Bakteri itu bisa tumbuh karena asam lambung yang berfungsi sebagai
pembunuh kuman ditekan produksinya. Pertumbuhan bakteri itu memunculkan
sejumlah gejala, antara lain rasa kembung sesudah makan karbohidrat seperti
nasi dan roti. Kembung itu timbul karena bakteri itu memproduksi gas CO dari karbohidrat,"
papar Hardianto. Konsumsi obat penekan asam lambung dalam jangka panjang,
lanjutnya, juga berisiko membuat lambug rentan terinfeksi dan timbul polip atau
benjolan pada dinding lambung yang bisa berkembang menjadi tumor. "Jadi,
penggunaan obat penekan asam produksi asam lambung harus dilakukan secara
hati-hati," tutupnya.
Demikian informasi pagi ini, semoga
bermanfaat untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar