Kehilangan Pasangan Memicu Masalah
Jantung
Penelitian Aarhus
University, Denmark, mengungkapkan bahwa kematian pasangan dapat memicu masalah
jantung bagi pasangan yang ditinggalkan. Detak jantung orang yang ditinggalkan
berubah menjadi tidak teratur (fibrilasi atrium) dan memicu masalah jantung. Keadaan
itu berpotensi bertahan selama setahun.
Seperti dikutip Counsel
Heal, penelitian itu melibatkan 974.732 partisipan, sebanyak 88.612 di
antaranya didiagnosis mengidap fibrilasi atrium. Dalam kurun 10 tahun, sebanyak
186.418 partisipan kehilangan pasangan mereka. Partisipan yang mengalami kehilangan
itu berisiko 41% mengalami fibrilasi atrium jika dibandingkan dengan partisipan
yang tidak kehilangan pasangan mereka.
Risiko itu bertambah
hingga 57% jika kematian terjadi mendadak atau tanpa ada masalah kesehatan
sebelumnya. Delapan hingga 14 hari pertama merupakan masa rentan fibrilasi
atrium. (MI)
Demikian
informasi pagi ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar