Gila Kerja dan Gangguan Kejiwaan
Studi terbaru dari
University of Bergen, Norwegia, menemukan keterkaitan antara gila kerja
(workaholic) dan gangguan kejiwaan pada sekitar 16.426 orang dewasa yang
bekerja.
"Pecandu kerja
memiliki nilai lebih tinggi pada semua tes gejala kejiwaan jika dibandingkan
dengan nonpecandu kerja," kata doktor psikologi dan spesialis psikologi
klinis Cecilie Schou Andreassen dari University of Bergen (UiB).
"Jadi, mengambil
pekerjaan yang ekstrem mungkin merupakan tanda dari masalah psikologis atau emosional
yang lebih dalam. Apakah ini mencerminkan kerentanan genetik yang
tumpang-tindih, gangguan yang menyebabkan gila kerja atau sebaliknya, gila
kerja menyebabkan gangguan tersebut, masih belum pasti," ujar Andreassen.
Penelitian perintis
yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One itu dikoordinasikan tim peneliti
Nottingham Trent University dan Yale University.(MI)
Demikian
informasi pagi ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar